Minggu, 16 Maret 2008

MUMPUNG MASIH BISA

Mungkin banyak istri atau suami yang protes dengan kegemaran satu ini. Bulu tangkis. Dasarnya sudah suka, ya tetap suka. Walaupun harus pulang larut malam, tetap saja menjadi hobby bagi para penggila bulu tangkis di klub tempat kami.
Semua anggota klub ini adalah para ibu-ibu dan bapak-bapak yang kebanyakan berusia 40 tahun keatas. Mungkin hanya sayalah yang termuda diantara mereka. Tetapi kalau sudah sampai lapangan, wah. Semua merasa muda dengan semangat mengejar bola kemanapun perginya. Malu, bila kelihatan main tidak serius. Sebenarnya bukan serius atau tidak serius, tapi memang kapasitas nafas dan tenaga yang sudah tidak sehebat pemain aslinya. Meski maunya begitu.
Bermain bulu tangkis bersama seakan menjadi hal penting yang tidak bisa diganggu gugat. Paling tidak kami lakukan seminggu 2 kali. Bahkan saking hobby nya ada yang main 1 minggu full.
Biasanya setelah kami selesai bermain, wisata kuliner menjadi agenda selanjutnya. Dan bakmi jawa adalah menu andalan. Wahh, berat..

Selasa, 11 Maret 2008

KERENDAHAN HATI

Kerendahan hati adalah suatu kondisi yang sangat diperlukan sebagai bentuk cinta kepada Allah. Belajat rendah hati dengan menyadari kelemahan diri. Dimana kita senantiasa sadar bahwa Allah menyertai kita. Yang paling berkuasa menarik kita dari belenggu kesulitan hidup, saat kita berada di 'The Last Frontier', garis paling pinggir pertahanan diri dan kesombongan.
Bahkan nyaris merangkak, seakan tak mampu bangkit dari keterhempasan diri dalam penderitaan hati.
Dari sini kita harus menyadari, betapa banyak kesalahan diri, perilaku yang tak patut, yang banyak kita lakukan. Baik yang disengaja, diingat, ataupun yang sudah terlupakan sama sekali. Kita telah larut dalam penganiayaan diri.
Tanpa kita sadari bahwa Allah mengawasi gerak gerik kita. Menyertai langkah kita. Selalu menyediakan 'TanganNya' untuk kita, pun bagi kita yang telah berlaku aniaya padaNya. Sedangkan Allah penuh kasih, tak pernah sekalipun berpaling. 'kenyataan' ini yang seharusnya membuka mata hati, bahwa kita selalu harus belajar mengikis Ego dan kesombongan dalam diri, yang kadang terbersit perlahan tanpa kita sadari.
Membiasakan diri banyak memohon ampunanNya, senantiasa berterima kasih dan bersyukur pada Nya sebagai sarana belajar rendah hati.
Mencintai Nya, juga belajar menerima segala apa pemberian Nya dengan ikhlas. Menerima nikmat dari Nya, pasti semua orang mau. Tapi menerima azab dan cobaan sebagai ujud kasih, agar kita kembali ke jalan Nya, benar-benar membutuhkan perjuangan hati. Karena di dalamnya terkandung Rahmat dan ampunan yang besar.

Jumat, 07 Maret 2008

Dimana saya menemukan sahabat karena Allah?

"Jika yang engkau cari adalah sahabat yang melayanimu, dan menanggung semua bebanmu, maka itu sangat sulit. Tapi jika engkau mencari sahabat karena Allah, yang bebannya turut engkau pikul, dan penderitaanya turut engkau rasakan, maka banyak sahabat yang bisa ditawarkan padamu".